Bersabar Terhadap Takdir Allah
Bersabar Terhadap Takdir Allah
17 Jumadil Akhir 1441
⇒ Ustadz Sofyan Chalid Ruray
Bersabar terhadap takdir Allah termasuk keimanan terhadap Allah.Sabar termasuk ibadah yang sangat agung sehingga merupakan bagian dari keimanan.Sesungguhnya kedudukan sabar dalam keimanan adalah seperti kedudukan kepala tanpa jasad, maka ketahuilah tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.
Sabar yang dibutuhkan adalah dalam 3 hal :
- Sabar dalam ketaatan kepada Allah
- Sabar dalam menjauhi larangan Allah
- Sabar dalam menghadapi takdir Allah
Pada artikel ini kita akan membahas point ke 3
Sabar dalam menghadapi takdir Allah
Hidup tidak akan pernah lepas dari 3 hal, yaitu mendapat nikmat, ditimpa musibah dan terjerumus dosa.
ada 3 kunci keberhasilan di akhirat yaitu bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika mendapat musibah dan mohon ampun dan bertobat kepada Allah.
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata,
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”[HR. Muslim (no. 2999).]
Kebaikan-kebaikan yang ada dalam musibah
1.Qs.at-Thagobun 11
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Arab-Latin: Mā aṣāba mim muṣībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in ‘alīm Terjemah
Arti: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
maknanya dari ayat tersebut :
Berkata al Ahnaf bin Qois rahimakumullah (ulama besar dari generasi tabiin yang masuk Islam setelah Rasullulloh wafat, murid dari Abdullah bin mas”ud), tentang seorang yang ditimpa musibah maka dia mengetahui bahwa musibah tersebut dari sisi Allah sehingga dia ridho dan berserah diri
maksudnya ayat ini :
berbicara tentang orang yang ditimpa musibah maka dia beriman ,Karena merupakan ketetapan Allah) dan ridho, tunduk dan hasilnya Allah memberi hidayah atau menambah hidayah yang sudah ada didalam hatinya.
Penjelasan dari ayat ini :
- Wajib kita meyakini segala sesuatu adalah takdir Allah termasuk musibah yang menimpa kita
- keutamaan orang yang berserah diri kepada Allah ketika ditimpa musibah, maka Allah akan memberi hidayah kedalam hatinya. Hidayah merupakan nikmat terbesar dalam hidup. Ada 2 perangai yang dilakukan manusia sehingga bisa dikatakan kufur, yaitu mencaci nasib dan meratapi mayit.
2. Dari Anas bin Malik rahimakumullah
Rasullulloh bersabda
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian (yang akan menimpa seseorang). Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya”. (HR. Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031. Ash-Shahîhah no. 146)
Pelajaran dari ayat ini :
- Musibah jadi ladang pahala
- Bisa jadi musibah yang menimpa kita akan menambah kecintaan Allah kepada kita
Semoga Allah selalu melimpahkan RahmatNya kepada kita semua dan kita selalu dalam lindungan dan pertolonganNya, aamiin.